Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), terus berupaya membangun tren positif untuk meningkatkan minat generasi milenial menekuni sektor pertanian.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menegaskan Kementan terus berupaya mengubah wajah sektor pertanian dengan mengandalkan para petani muda dalam pemanfaatan teknologi digital.
“Pembangunan pertanian ke depan akan semakin mengandalkan para petani muda dengan teknologi digital, terutama sebagai strategi untuk memperkuat produksi dan distribusi. Agripreneur muda yang melek teknologi adalah potensi dan mitra strategis memecahkan kendala distribusi serta lemahnya akses pasar petani selama ini,” tutur Mentan SYL.
Mentan SYL menilai hadirnya sistem pertanian modern dalam hal ini smart farming merupakan momentum yang harus dimanfaatkan generasi milenial dalam mengembangkan dunia agribisnis yang menjanjikan untuk pasar domestik atau internasional.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengungkapkan bahwa pembangunan pertanian ke depan akan semakin mengandalkan para petani muda.
“Dengan teknologi digital, terutama sebagai strategi untuk memperkuat produksi dan distribusi. Agripreneur muda yang melek teknologi adalah potensi dan mitra strategis memecahkan kendala distribusi serta lemahnya akses pasar petani selama ini,” ungkap Dedi.
CEO CV Faris Putra Mandiri, Anis Fuad Salam, saat mengisi Millennial Agriculture Forum (MAF) yang diselenggarakan oleh Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia (PEPI), bertajuk Digital Technology For Sustainable Urban Farming, menceritakan kisah suksesnya dalam berbisnis hidroponik sayuran serta melon dengan penerapan urban farming serta hidroponik, Sabtu (26/02).
“Melihat kondisi lahan yang sempit ini, apa yang harus kita lakukan? yang harus kita lakukan adalah membangun urban farming. Dengan memanfaatkan luas lahan yang ada generasi milenial harus memutar otak berinovasi membangun pertanian cerdas. Nah, adanya pertanian cerdas secara tidak langsung dapat meningkatkan minat generasi muda untuk menggeluti sektor pertanian. Kita harus menanamkan selain mendapatkan produk pangan sehat kita juga membidik target market yang sangat prospektif,” beber Anis.
Dalam berbudidaya komoditas hortikultura khususnya sayuran, Anis mengembangkan system hidroponik.
“Saya mengembangkan hidroponik karena produk yang dihasilkan unggul dalam kualitas dan kuantitas, tidak tercemari oleh bakteri E-coli, hemat energi, hemat air serta bersahabat dengan lingkungan. Sayuran yang di hasilkan pun lebih sehat, higienis, aromatis serta memiliki kadar vitamin yang tinggi,” tegas Anis.
Di hadapan 900 peserta MAF, Anis mengungkapkan prospek pasar saat ini sangat menjanjikan.
“Saya melihat prospek pasar khususnya di Tangerang ini, kita contohkan Summarecon saja sangat tinggi. Karena saat ini masyarakat membutuhkan pangan yang sehat oleh karena itu jika kita mau terjun dan memulai tentunya hasilnya akan luar biasa cuan semua itu,” ungkapnya optimis.
Anis pun mengapresiasi kehadiran PEPI, dimana akan menciptakan petani-petani milenial yang kedepannya bisa kompetitif sebagai tenaga kerja, serta mampu membuka lapangan pekerjaan tak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk masyarakat sekitar.
Pada kesempatan yang sama Wakil Direktur III PEPI, Andi Saryoko, menjelaskan bukti nyata hadirnya PEPI dengan beberapa inovasi yang telah dilahirkan oleh mahasiswanya dalam mendukung smart farming. Seperti smart irrigation pepi (SIPEPI) sebagai alat irigasi otomatis tanaman padi, dan juga Pepi smart farming gen1 alat irigasi otomatis tanaman hortikultura.
319 total views