Puluhan Mahasiswa Politeknik Enjiniring Kementan PKL di Dua Provinsi

Sukoharjo, – Teknologi Mekanisasi Pertanian [TMP] merupakan salah satu program pada Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia [PEPI] selaku Unit Pelayanan Teknis [UPT] dari Kementerian Pertanian RI yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi pada pendidikan vokasi.

Berkenaan hal itu, Direktur PEPI, Muharfiza beserta jajarannya mengunjungi PENI Alat Mesin Pertanian [Alsintan] di Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah.

PENI Alsintan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan distribusi mesin-mesin pertanian multiguna produk buatan indonesia, dengan kemampuan merontokkan 2 ton padi per jam, 1,5 ton jagung per jam dan 8 kwintal kedelai per jam serta memiliki daya tahan hingga 5 tahun.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pertanian Indonesia harus mengarah ke pertanian maju, mandiri, modern.

“Untuk mendukung itu, petani milenial mempunyai peran penting. Khususnya untuk kemajuan pembangunan pertanian saat ini,” katanya.

Untuk melanjutkan pembangunan di sektor pertanian, kata Mentan, dibutuhkan dukungan dari SDM pertanian yang maju, mandiri, dan modern. Tentunya, hal itu bisa didapatkan dari bangku pendidikan vokasi.

Selaras dengan hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan guna mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri, dan modern, perlu dilakukan persiapan untuk mencetak SDM pertanian yang unggul.

“Mahasiswa harus mempunyai jiwa wirausaha, harus kreatif dan inovatif untuk membangun sektor pertanian,” katanya.

Petani milenial, kata Dedi Nursyamsi, yang seperti itu [memiliki jiwa wirausaha tinggi] yang akan mampu menggenjot produktivitas sehingga ke depan, produk kita bertambah bahkan bisa diekspor dan diterima di pasar internasional.

“BPPSDMP terus menjalin kerja sama untuk meningkatkan kompetensi dan produktivitas sumber daya manusia pertanian,” katanya lagi.

Direktur Muharfiza mengharapkan dari kunjungan ke PENI Alsintan tersebut, nantinya mahasiswa PEPI pada Program Studi [Prodi] Teknologi Mekanisasi Pertanian [TMP] dapat mengembangkan mekanisasi pertanian dan membawa sejumlah manfaat.

Muharfiza berharap, dengan kunjungan ke PENI Alsintan diharapkan para mahasiswa mampu memelihara, memperbaiki, menguji kinerja dan memodifikasi alat mesin prapanen dan panen produksi pertanian.

“Penting untuk mencari penyedia jasa yang terpercaya dan memiliki reputasi baik dalam industri ini. Anda dapat mencari informasi lebih lanjut tentang penyedia jasa alat mesin pertanian di daerah Anda melalui internet, direktori bisnis, atau referensi dari petani lokal atau lembaga pertanian terkait,” katanya.

Dengan adanya kunjungan tersebut, kata Muharfiza, kini diharapkan PEPI dapat melahirkan generasi millennial dalam mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045.

“Harus dimulai sejak dini. Generasi milenial dan Generasi Z yang akan mengisi momentum tersebut, harus dibekali dengan mental ´tahan banting,” tegas Muharfiza.

“Utamanya, peningkatan produktivitas, pengurangan kerja manual yang berat, penghematan waktu dan tenaga, peningkatan kualitas hasil panen dan meningkatkan efisiensi, produktivitas dan keberlanjutan pembangunan pertanian,” katanya.

Sektor pertanian Indonesia di masa depan, kata Muharfiza, akan sangat bergantung pada partisipasi generasi muda Indonesia. 

“Karenanya, Kementan siap memfasilitasi dan mendukung para agropreneur muda untuk bergerak di berbagai bidang pertanian, dari hulu hingga ke hilir,” katanya.

 81 total views

Translate »
Accessibility
Open chat
Perlu Bantuan?
Selamat Datang di website PEPI.
Ada yang bisa Kami Bantu?