SERPONG – Mendukung terciptanya Sumberdaya Manusia (SDM) Pertanian yang handal, Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) berupaya menggenjot kemampuan petani milenial dalam penguasaan teknologi di era digitalisasi.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menegaskan Kementan terus berupaya mengubah wajah sektor petanian dengan mengandalkan para petani muda dan pemanfaatan teknologi digital.
“Pembangunan pertanian ke depan akan semakin mengandalkan para petani muda dengan teknologi digital, terutama sebagai strategi untuk memperkuat produksi dan distribusi. Agripreneur muda yang melek teknologi adalah potensi dan mitra strategis memecahkan kendala distribusi serta lemahnya akses pasar petani selama ini,” tutur Mentan Syahrul.
Mentan Syahrul pun menjelaskan naiknya jumlah pemuda di sektor pertanian di masa pandemi ini dapat menjadi momentum tepat untuk memperluas adopsi teknologi di sektor pertanian.
Tantangan petani dalam merespon pertanian 4.0 yaitu peralatan pertanian analog, keterampilan memanfaatkan media, infrastruktur telekomunikasi di pedesaan, keamanan data pertanian, manajemen big data dan integrasi data aplikasi pertanian,” ujar Syahrul.
Hal tersebut akan menjadi peluang dengan menerapkan teknologi digitalisasi di sektor pertanian dan untuk mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri, dan modern.
Melalui kegiatan Sosialiasi Aplikasi digital, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia melakukan pengawalan terhadap petani milenial khususnya daerah kabupaten Tangerang dan kota Serang dalam mengedukasi penggunaan platform digital dalam pengembangan usaha taninya.
Lebih lanjut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nuryamsi mengatakan bahwa platform digital pertanian merupakan salah satu inovasi teknologi 4.0 karena memanfaatkan big data dan teknologi informasi yang terkait dengan teknologi pertanian di era 4.0.
“Dengan demikian adanya platform digital ini membantu para petani dalam memasarkan hasil panennya, sehingga para petani dapat mengurangi ketergantungannya dengan tengkulak” ungkap Dedi.
“Generasi milenial pasti sudah sangat paham dengan teknologi. Gunakan teknologi untuk mengolah hasil pertanian kalian. Sehingga memiliki ciri khas. Jangan gunakan cara lama. Langsung menjual harga produksi. Untungnya sangat sedikit,” imbuhnya.
Disisi lain Direktur PEPI dalam penutupan acara mengungkapkan ucapan terimakasih atas respon baik para peserta yang hadir melalui virtual zoom, yang harapannya para petani khususnya petani milenial Kabupaten Tangerang dan Kota Serang dapat mengaplikasikan penggunakan platform ini untuk mengembangkan pertanian di daerahnya.
“Aplikasi ini dilengkapi dengan beragam fitur edukasi, jejaring komunitas, dan peluang bisnis pertanian, sehingga para petani dapat mengakses berbagai konten-konten pertanian, termasuk dapat memasarkan hasil panennya di aplikasi tersebut” pungkas Muharfiza.
416 total views