Serpong- Sebanyak 126 mahasiswa baru Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia tahun ajaran 2023/2024, dikukuhkan pada Sabtu (16/9). Mahasiswa baru yang berasal dari 25 provinsi tersebut, harapannya dapat segera beradaptasi dan berkolaborasi bersama. Dengan begitu, karakter mahasiswa dapat terbentuk.
Kehadiran PEPI diharapkan mampu mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul yang akan mendukung dan membantu suksesnya pelaksanaan program Kementerian Pertanian (Kementan). Kegiatan pengukuhan ini selaras harapan Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo soal peran dan tugas PEPI dalam menghasilkan petani milenial berkapasitas dan kompetensi.
Para petani milenial itu menjadi motor penggerak dalam mendukung pembangunan pertanian. Menurutnya, PEPI sebagai pelaksana pendidikan vokasi merupakan pabrik pencetak generasi milenial. Yang memiliki ciri berpikir strategis, inspiratif, inovatif, dan fasih mengadopsi teknologi digital dalam berbagai aspek bisnis.
Dia optimis, kaum milenial yang inovatif dan memiliki gagasan kreatif mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri, dan modern. “Sehingga diprediksi menjadi pembawa pembaruan dalam pembangunan pertanian,” tegas Mentan.
Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Kementan Dedi Nursyamsi mengutarakan, para petani milenial muda harus banyak tercipta melalui PEPI. Lantaran SDM pertanian dinilai menjadi pengungkit terbesar produktivitas pertanian.
Terlebih, kata dia, Indonesia membutuhkan hadirnya generasi milenial yang memiliki loyalitas dan integritas tinggi untuk memajukan sektor pertanian Indonesia.
“Maka, pendidikan vokasi menjadi salah satu kunci terhadap cikal bakal lahirnya petani milenial,” katanya.
Saat pengukuhan, Kepala Pusat Pendidikan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian – Kementerian Pertanian Idha Widi Arsanti menyatakan bahwa mahasiswa baru segera beradaptasi dan berkolaborasi dengan rekan-rekan dari luar daerah. Termasuk menghilangkan faksi-faksi kedaerahan. Sehingga kebhinekaan akan terus digaungkan.
Dia juga mengingatkan pentingnya pertanian dan ketahanan pangan dalam membangun masa depan yang berkelanjutkan. Termasuk mengubah mindset pertanian yang terkesan miskin, kotor, dan hanya capai, menjadi peluang usaha serta peluang kerja yang menjanjikan.
Hal itu, dapat tercapai apabila teknologi diterapkan, mitigasi iklim dilakukan, serta penerapan manajemen usaha yang adaptif. Dengan begitu, kata dia, perlu adanya berkolaborasi dan jejaring harus dibangun. Baik dari hulu maupun hilir. “Situasi global harus dapat diantisipasi dan dimaknai sebagai dinamika dalam berbisnis,” ujarnya.
Saat ini, dia menekankan, petani milenial tidak bisa hanya mengandalkan pertanian pada on-farm saja. Tapi juga harus mampu dan masuk pada tataran off-farm. Untuk itu, lulusan PEPI diharapkan menjadi qualified job creator dan qualified job seeker.
Idha Widi Arsanti menambahkan, dalam pengukuhan mahasiswa baru ini, pihaknya sengaja mengundang orang tua/wali mahasiswa agar memberi dukungan kepada anaknya. “Karena nanti anak-anak ini yang akan terjun di sektor pertanian. Baik menjadi wirausahawan maupun sebagai pegawai di bidang pertanian,” terangnya.(*)
34 total views