PEPI Prioritaskan Peningkatkan Produksi dan Sistem Ketahanan Pangan Nasional

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Idha Widi Arsanti menyatakan bahwa Politeknik Pertanian yang unggul dalam mempersiapkan sumber daya manusia pertanian untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani menuju Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia tahun 2045. Sektor pertanian terus mengalami perkembangan modern dengan memasifkan pemanfaatan teknologi mekanisasi secara merata di seluruh pelosok Indonesia.
Berkenaan dengan hal tersebut Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia yang merupakan perguruan tinggi vokasi di bidang enjiniring dan teknologi pertanian jawaban dalam menghasilkan teknisi yang terampil, berintegritas dan memiliki jiwa entrepreneur serta berwawasan industri 4.0.


Dengan sistem teknologi dan mekanisasi pertanian. Menurutnya, modernisasi adalah jawaban sekaligus pilihan yang tepat untuk meningkatkan produksi dan sistem ketahanan pangan nasional.
“Kami mendorong penguatan modernisasi produksi dari hulu ke hilir. pemanfaatan teknologi harus terus dimaksimalkan agar pertanian kita semakin maju,” kata Idha Widi Arsanti dalam keterangan tertulis,
Dengan banyaknya anak muda mulai melihat aktivitas pertanian, ketertarikan pada alat mesin dan adanya jaminan harga dari pemerintah mulai mengubah cara pandang “Generasi Muda” terhadap sektor pertanian.
Disisi lain, Kementerian Pertanian terus melakukan peningkatan kualitas dosen dan calon tenaga pendidik terus dilakukan dengan melakukan penyempurnaan pedoman penilaian dan pengangkatan dosen. Pelatihan, magang, dan kunjungan belajar bagi dosen dan tenaga kependidikan. Penelitian dosen dan uji kemampuan akreditasi Dosen.

Nantinya, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia Kementerian Pertanian menjadi politeknik yang profesional, mandiri, dan berdaya saing berdasarkan pertimbangan kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan serta ketersediaan sumber daya yang ada. Pendampingan mahasiswa, alumni, pemuda tani, dan dosen dalam peningkatan produksi komoditas strategis pertanian
Prioritas pembangunan Indonesia di wilayah perbatasan adalah pembangunan SDM generasi muda sebagai pengelola potensi kawasan perbatasan. Fokus utama pembangunan saat ini adalah wilayah perdesaan melalui akselerasi pembangunan di bidang pertanian utamanya SDM Pertanian, dengan agenda prioritas, peningkatan komoditas unggulan daerah dan ekonomi kerakyatan.
“Transformasi pendidikan di sektor pertanian belumlah maksimal apabila hanya menyangkut kelembagaan, maka ada empat jurus jitu yang harus ditekankan dalam pendidikan vokasi yakni pengembangan keterampilan yang menyatukan intelektual sistem dengan manajemen praktis,” kata Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Mentan Syahrul menekankan pada empat faktor yakni karakter, kompetensi, kritis dan kreatif karena pendidikan vokasi menuntut hadirnya generasi milenial yang tangguh berkarakter petarung.
Disisi lain, Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) mengubah image pertanian tradisional yang selama ini melekat di kalangan masyarakat luas. Hal tersebut dilakukan agar generasi milenial tertarik untuk mengali potensi bisnis disektor tersebut.
Menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi saat ini bisnis pertanian bisa menghasilkan pendapatan yang besar.
“Pertanian sekarang itu tidak identik dengan kotor dan kumuh. Justru pertanian sekarang itu adalah sebuah bisnis yang mampu menghasilkan pendapatan besar. Mari kita optimalkan,” ujarnya.
Menurut Dedi, minat generasi milenial pada sektor pertanian harus tumbuh secara cepat, karena saat ini sudah menggunakan teknologi dan mekanisasi berbasis 4.0, dimana pertanian Indonesia sudah jauh lebih maju, terlebih semuanya diolah secara modern serta menggunakan digitalisasi.
“Inovasi 4.0. ini ranahnya generasi milenial yang sangat terbuka dengan teknologi modern. Untuk itu kita lakukan pendampingan dengan cara meningkatkan ilmu pengetahuan mereka dari hulu hingga hilir,” katanya. (*)

 563 total views

Translate »
Accessibility
Open chat
Perlu Bantuan?
Selamat Datang di website PEPI.
Ada yang bisa Kami Bantu?