Masa Learning From Home, Mahasiswa PEPI Kembangkan Sayuran Hidroponik

Sektor pertanian sebagai sektor strategis di Indonesia harus menjadi pengaman dalam menghadapi wabah virus COVID-19. Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi besar untuk sektor pertanian. Dengan adanya penyebaran wabah virus corona ini justru pertanian harus makin didorong karena masyarakat sangat membutuhkan pangan yang sehat. Pertanian harus tetap produktif untuk menghasilkan ketersediaan pangan bagi 267 juta pendudduk Indonesia.
Wabah Covid-19 yang melanda dunia melahirkan kekhawatiran masyarakat, tak terkecuali Indonesia. Tidak hanya ketakutan akan kesehatan mereka, namun juga urusan perut mareka dan keluarganya. Gejala ini ini dibaca dengan cermat oleh Menteri Pertanian; Syahrul Yasin Limpo, sehingga dalam setiap kesempatan selalu dipesankan,“Pertanian tidak boleh berhenti”.
Dalam kesempatan yang berbeda ketika menetapkan duta petani millenial dan duta petani andalan awal April lalu pesan yang sama juga disampaikan, “Pertanian harus terus bergerak, maju, mandiri, modern, dan mampu menyediakan pangan bagai 267 juta penduduk Indonesia” ujar Syahrul
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Dedi Nursyamsi saat pengukuhan Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA) tahun 2020, mengatakan, “Dalam masa Covid-19 ini banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha pertanian milenial.”
Dedi mendorong agar para duta petani melihat peluang tersebut dengan memanfaatkan teknologi.

Disisi lain Muhammad Dimastria Putra Mahasiswa Politkenik Enjiniring Pertanian Inonesia meluangkan waktu selama masa pembelajaran daring on-line Learning From Home (LFH) menerapkan pertanian organik sehat yang didapat di Kampus.

Sebagai calon petani milenial Dimas, membuat lahan pertanian di halaman rumah dengan metode hidroponik, tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pangan untuk keluarga saya, dan warga di sekitar komplek rumah saya, bahkan sangat memungkinkan untuk di jual dalam kondisi seperti ini.

“Dalam kondisi Pendemik COVID-19 yang dilanda Negara Indonesia, sayuran organik segar akan sangat diburu. Maka dari itu saya ber-rencana untuk membuat pertanian organik sehat dan segar dengan menggunakan metode hidroponik”, Tegas Dimas.

HIdroponik yang dibuat di halaman rumah, terdiri dari tiga susun dan setiap susun terdiri dari tiga baris dengan total 18 lubang tanam dengan jarak 15 cm, jika dikali 3 susun maka jumlah lubang tanamnya ada 54 lubang tanam saya mulai membuat instalasi ini pada 8 April 2020 dan baru hari ini (25 April 2020), jenis tanaman sawi.

Tak hanya itu saja seiring pendemik COVID -19 semakin lama, maka tanaman bertambah seperti 3 jenis sayur yang sudah di sertifikat yakni bibit sayur selada, seledri, dan daun bawang untuk selada, seledri dan daun bawang berisi sekitar 100 bibit, masing masing harga dari sayuran tersebut sekitar Rp. 10.000, untuk netpot dengan harga Rp. 40.000 untuk 100pcs dengan ukuran 5 cm, dan untuk pupuk nutrisi saya menggunakan AB Mix 250 ml dengan harga Rp. 25.000 untuk A dan B.

Untuk instalasi hidroponik ini, menggunakan system DFT (Deep Flow Technique) yang dirancang sendiri, dengan biaya instalsi hidroponik sendiri sekitar 800 ribu dan sudah termasuk TDS dan Ph meter serta pompa air untuk jenis yang dipakai pompa akuarium dengan kapasitas pompa 3000 liter/jam atau dapat menyemburkan air sekitar 3 meter dengan harga Rp. 160.000.

Dalam budidaya tanaman hidroponik khususnya sayuran selada dan baru masuk proses pindah tanam, sekitar 10 hari masa semai dan 30-35 hari untuk pemanenannya, dalam sebulan saya sudah bisa memanen sayuran selada dengan jumlah yang saya ingin kan dan apabila di pasarkan 1 ikat selada dihargai Rp. 4000 dan apabila saya menanam selada sebanyak 54 maka (Rp.4000 x 54 = Rp.216.000).

Beliau menambahkan bahwa pertanian tidak akan pernah mati dan sangat menguntungkan jika dijadikan bisnis, dimana saja kita bisa menanam selama ada kemauan, sama seperti lirik lagu koes plus “Tongkat kayu dan batu jadi tanaman”.

 489 total views

Translate »
Accessibility
Open chat
Perlu Bantuan?
Selamat Datang di website PEPI.
Ada yang bisa Kami Bantu?