Bogor- Kementerian Pertanian melalui Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) mencetak generasi milenial lewat kunjungan ke Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Baliklimat) sebagai upaya pengenalan teknologi melalui jejaring kerjasama, yang di ikut sertakan oleh mahasiwa prodi Tata air Pertanian (TAP) dalam memperkenalkan pertanian modern.
Hal tersebut sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), yang mengatakan pada era 4.0 pertanian semakin berkembang pesat, diharapkan kualitas SDM insan pertanian pun harus terus menyesuaikan diri.
Untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian nasional, Mentan SYL menilai salah satu faktor utamanya adalah SDM.
“Tidak ada kata lain, SDM pertanian ini harus mumpuni. Kita mau sektor pertanian kita maju, mandiri dan modern. Hanya dengan kualitas SDM andal hal itu dapat tercapat,” kata Mentan SYL.
Dengan pendidikan vokasi, hadir pertanian modern yang digagas oleh SDM yang mampu mengembangkan inovasi bagi sektor pertanian, karena bagaimanapun, masa depan pertanian berada di pundak generasi milenial.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menambahkan untuk mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern, perlu dilakukan penyiapan dan pencetakan SDM pertanian unggulan.
“Melalui pendidikan vokasi, Kementan melahirkan SDM kompetitif sebagai tenaga kerja pertanian andal dan unggul (job seeker) serta sebagai pengusaha pertanian milenial andal, kreatif, inovatif, profesional serta mampu menyerap lapangan pekerjaan sektor pertanian sebanyak mungkin (job creator),”
Kepala Program Studi TAP, Rahmat Anasiru melakukan kunjungan tersebut bersama 24 mahasiswa prodi TAP sebagai wawasan pengetahuan dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi agroklimat dan hidrologi untuk pendayagunaan sumberdaya iklim dan air dan mengantisipasi terjadinya kerugian karena bencana anomali dan perubahan iklim untuk mendukung ketahanan pangan.
Untuk menciptakan pertanian modern yang diterapkan oleh mahasiswa PEPI diharapkan dapat mengerti upaya optimalisasi pola tanam serta survei investigasi desain pengolahan air dan irigasi yang disampaikan dalam kunjungan tersebut.
“Oleh karena itu, sebelum diadakan perencanaan dan desain perlu diadakan Survei dan Investigasi Desain (SID). SID ini bertujuan memperoleh data awal untuk melakukan perencanaan lebih lanjut. Pelaksanaan SID optimasi lahan lapang dilaksanakan secara bertahap, antara lain: perencanaan umum, tahap investigasi, tahap desain, serta tahap pelaksanaan konstruksi” tegas Rahmat Kaprodi TAP.
Kegiatan survei investigasi dan Desain pengembangan jaringan irigasi merupakan kegiatan awal sebelum dilaksanakannya kegiatan pengembangan jaringan irigasi. Kegiatan ini dapat dijadikan acuan/dasar pengalokasian kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi.
569 total views