Jelang Ramadhan, Penyuluh dan Petani Manfaatkan Start Up Pertanian

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pada masa pademi covid-19 ini panen harus terus dilakukan demi mencukupi kebutuhan pangan masyarakat. Penyuluh dan petani tidak boleh diam, tidak boleh lengah sedikit pun untuk menghadirkan upaya-upaya maksimal dalam mencapai pertanian menjamin kebutuhan pangan rakyat Indonesia sebanyak 267 juta orang.
Hal senada pula disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Prof Dedi Nursyamsi dalam siaran video conference bersama Penyuluh dan Kostratani seluruh Indonesia menyatakan bahwa selama pandemi COVID 19, seluruh elemen masyarakat terus berkiprah sesuai bidangnya masing-masing. Tak terkecuali para pahlawan pangan, penyuluh dan petani yang terus memastikan pangan tersedia bagi seluruh masyarakat Indonesia. “Petani dan Penyuluh berdiri di paling depan untuk melawan COVID 19 dalam penyediaan pangan. Karenanya, pejuang COVID bukan hanya dokter dan tenaga kesehatan, tetapi juga petani, penyuluh dan insan pertanian di seluruh Indonesia untuk menjaga pangan,” tutur Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Prof Dedi Nursyamsi dalam siaran video conference bersama Penyuluh dan Kostratani seluruh Indonesia, Jumat (17/4).

Dua pekan menjelang Ramadhan, sejumlah komoditas pangan di pasar tradisional mengalami peningkatan permintaan diantaranya 11 komoditas pangan yang harus aman dan tersedia. Mulai dari daging ayam, daging sapi, bawang merah, bawang putih, telur, beras, cabai rawit, cabai merah, minyak goreng, hingga gula pasir.

Dalam ketersediaan pangan ini, tentu saja ujung tombaknya adalah petani dan penyuluh. Karena itu, Penyuluh untuk dapat mendampingi petani dalam perkembanga teknologi start up yang menyediakan platform e-commerce berbasis online sistem, untuk produk pertanian dalam menyediakan kebutuhan dapur seperti rempah, sayur dan buah, yang bisa menunjang ketersediaan bahan pokok selama mengikuti kebijakan pemerintah pusat dalam memutus rantai penyebaran Covid-19 serta menjelang Ramadhan.

Saat ini generasi milenial bidang pertanian tak hanya sekedar bertani namun juga cerdas berwirausaha tani dengan memanfaatkan teknologi digital. “Hari ini kita bicara pertanian yang maju mandiri dan modern. Saat ini kita dihadapkan dengan paradigma baru, yaitu cloud digital. Punya anak milenial yang bisa hubungkan awan digital dengan pertanian maka dunia dalam genggaman,” Tegas Dedi

“Rahman salah satu generasi milenial pertanian yang dinobatkan menjadi Duta Petani Milenial pada Senin (13/4) berhasil menjadi petani pengusaha dalam budidaya Hortikultura khususnya bawang merah dan cabai. Pemuda asal Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan ini, dalam kesehariannya juga sebagai Ketua Kelompok Tani Moncong Kallang 3 sekaligus sebagai Ketua Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Merapi yang dibina Pusat Pelatihan Pertanian”, hal tersebut disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Prof Dedi Nursyamsi dalam siaran video conference bersama Penyuluh dan Kostratani.

 396 total views

Translate »
Accessibility
Open chat
Perlu Bantuan?
Selamat Datang di website PEPI.
Ada yang bisa Kami Bantu?