SERPONG – Kementerian Pertanian (Kementan) terus meluncurkan program dalam rangka mewujudkan pembangunan pertanian maju, mandiri modern. Hadirnya Taxi Alsintan ditengah petani merupakan salah satu bentuk kemudahan dalam menghadirkan teknologi pertanian.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan Taxi pertanian merupakan salah satu inovasi program yang didorong agar masyarakat memiliki Alat Mesin Pertanian (Alsintan) sendiri atau bersama sama dalam kegiatan produksi pertanian. Dalam hal ini diupayakan dalam bentuk penyedia fasilitas bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian.
“Dengan begitu para petani, kelompok tani, koperasi, Bumdes, atau pelaku usaha pertanian lainnya bisa dengan mudah memiliki Alsintan, tanpa harus lagi mengandalkan bantuan pemerintah”,ujar Mentan.
Tentunya program tersebut diluncurkan sebagai bentuk kemandirian para petani atau masyarakat sebagai pelaku usaha pertanian dalam memacu produktivitas.
“Saya berharap mekanisasi pertanian menjadi sebuah kebutuhan yang akan mempercepat penggunaan teknologi dalam pengolahan lahan hingga panen, sehingga pertanian di Indonesia bisa lebih maju, mandiri dan modern”, tambah Mentan.
Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menambahkan, saat ini dunia didera oleh dampak perubahan iklim dan pandemi Covid 19 yang hingga kini belum usai, namun Kementerian Pertanian harus tetap menjaga bagaimana caranya produktivitas dan produksi pertanian tetap meningkat.
“Peluncuran program Taxi Alsintan mengedepankan 2 aspek utama yaitu aspek mekanisasi dan perawatan serta pemanfaatan KUR. Karena itu kita wajib kelola dengan baik program taxi Alsintan. Dengan Taxi Alsintan kita kelola Alsintan secara profesional. Jadi, si pengelolanya untung di saat yang sama Alsintan dapat terpelihara dengan baik,” ujarnya Dedi.
Dedi pun yakin jika kedua hal tersebut terimplementasi dengan baik akan meningkatkan produktivitas pertanian dan menyelesaikan persoalan impor pangan.
“Saya sangat berharap melaui ToT ini para widyaiswara, dosen, guru, dan penyuluh menyampaikan kepada PPL, menyampaikan kepada petani dan seluruh praktisi pertanian ada Taxi Alsintan dan KUR pertanian”tambahnya.
Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) sebagai salah satu institusi Pendidikan vokasi pertanian turut andil mendukung program Taxi Alsintan dalam kegiatan Training of Trainer (TOT) 23-25 Maret 2021.
Sebagai bentuk dukungan terhadap program yang diluncurkan Kementan, PEPI menampilkan inovasi mesin pembuat dan pembenah pematang sawah. Mesin tersebut merupakan modifikasi mahasiswa yang di bimbing langsung oleh dosen PEPI.
Hadirnya inovasi mesin tersebut menjadi jawaban permasalahan dikalangan petani yakni kurang efektifnya penggunaan cangkul dalam pengolahan tanah. Sehingga alat tersebut mempercepat pengerjaan dalam perbaikan pematang sawah.
Athoillah Azadi, Ketua Program Studi Teknologi Mekanisasi Pertanian (TMP) mengungkapkan prototype mesin ini merupakan salah satu inovasi yang dihadirkan PEPI dalam menjawab kebutuhan petani.
Di Indonesia sejatinya belum terdapat mesin khusus pembuat dan pembenah pematang sawah. Selama ini dalam perbaikan tersebut dilakukan secara manual atau digerakkan traktor roda empat.
Kelebihan mesin pembuat dan pembenah pematang sawah hasil inovasi mahasiswa dan dosen adalah memiliki bentuk yang kecil dengan mekanisme lebih sederhana, tetapi memiliki fungsi dan kualitas pembenahan pematang yang baik. Dengan demikian, harga mesin menjadi lebih rendah jika dibanding mesin yang sudah berkembang di industri.
“Tentunya saya berharap prototype mesin tersebut dapat dikembangkan lebih banyak lagi juga pengembangannya dapat diadopsi para industri pertanian sehinggga dapat beredar dikalangan petani” tambahnya.
548 total views