Bangun SDM Pertanian Aceh, Politeknik Enjiniring Kementan Lakukan Sinergi dengan Pemerintah Provinsi

Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) Kementerian Pertanian (Kementan) terus membuktikan komitmennya dalam mencetak generasi muda di segala penjuru Indonesia, termasuk di provinsi Aceh. Keseriusan dalam mencetak generasi milenial diwujudkan dalam sejumlah kebijakan dan program diantaranya menerima kunjungan kerja Dinas Pertanian dan Perkebunan (DISTANBUN) Provinsi Aceh. 

Dalam pertemuan tersebut diharapkan terciptanya Sumber Daya Manusia yang mengerti akan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dakam membawa perubahan yang teramat besar di berbagai bidang kehidupan. 

Tidak terkecuali perkembangan di bidang pertanian. Masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat dua arah, kompetitif, multidisipliner, serta tingginya produktivitas.dan terus berupaya lahirkan dan menyiapkan petani muda generasi milenial yang berdaya saing khususnya di Provinsi Aceh. 

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menegaskan pendirian kampus PEPI merupakan komitmen Kementan dalam mempercepat pembangunan SDM pertanian serta meningkatkan kualitas tenaga yang terlatih, terampil sehingga dapat terserap ke dalam industri-industri. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden untuk menghubungkan pendidikan vokasi dengan industri-industri agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan, dan siap untuk hal-hal yang baru.

“Kita butuh 2,5 juta anak-anak milenial untuk menggerakan pertanian. Sumber daya alam pertanian sudah tersedia banyak, untuk itu yang kita butuhkan sekarang adalah SDM yang lebih kuat dengan terapan science, riset dan teknologi agar lebih efektif dan berkualitas dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri. Dalam upaya menumbuhkan minat generasi muda terhadap sektor pertanian, kita harus dapat mengubah paradigma mereka, bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang menarik dan menjanjikan apabila dikelola dengan tekun dan sungguh-sungguh, menanamkan kesadaran akan kebutuhan pangan nasional,” ungkap Mentan.

Syahrul menambahkan, gerakan pembangunan SDM pertanian difokuskan pada investasi mendukung Kawasan Ekonomi Khusus Pendidikan Tinggi. Untuk itu, PEPI bersinergi dengan Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian melalui kegiatan penelitian, perekayasaan, dan pengembangan engineering pertanian.

“PEPI berkomitmen untuk menghasilkan lulusan sebagai tenaga teknisi yang terampil, berintegritas dan memiliki jiwa entrepreneur serta berwawasan industri 4.0,” jelas Mentan Syahrul.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menjelaskan, PEPI mengelola tiga program studi yaitu Teknologi Mekanisasi Pertanian, Tata Air Pertanian dan Teknologi Hasil Pertanian dengan menerapkan komposisi beban SKS mencakup 40% teori dan 60% praktik.

Dedi menuturkan, tujuan pendirian PEPI adalah menyelenggarakan Tridharma perguruan tinggi, mengembangkan kelembagaan dan program studi bidang engineering pertanian.

“Selain itu untuk meningkatkan mutu dan kompetensi sumberdaya pendidikan sesuai perkembangan IPTEK di bidang engineering pertanian, menjalin kemitraan dan jejaring kerja sama pendidikan nasional dan internasional, mengoptimalkan sistem manajemen administrasi pendidikan, juga menyelenggarakan nilai kejuangan sehingga terbentuk sikap pembiasaan untuk beribadah, berakhlak mulia, berintegritas, belajar terus menerus, berkarya, bermanfaat, dan professional,” ungkap Dedi.

Guna mewujudkan semua, Kementan dalam hal ini melakukan sinergi dengan pemerintah provinsi Aceh. Zubir Syahputra selaku Kepala UPTD Mekanisasi Pertanian yang mewakili Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh menyatakan bahwa PEPI bersama Pemerintah Daerah Provinsi Aceh dapat melakukan Kerjasama dalam upaya mencetak SDM Pertanian yang berasal dari Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK PP) untuk menjadi SDM yang handal sebagai enjiner dan operator alat mesin Pertanian.

Disisi lain PEPI diharapkan dapat memotivasi siswa/siswi sekolah yang ada di Aceh agar melanjutkan pendidikannya ke jenjang perkuliahan.

“Terus terang saat ini UPTD mekanisasi pertanian kami membutuhkan operator mekanisasi agar dapat menggunakan alat mesin pertanian secara tepat guna, karena masih minimnya pengetahuan para operator untuk penggunaan alsin oleh karena itu saya harap sdm yang ada di SMK maupun SMA dapat melanjutkan pendidikan agar dapat kembali ke daerahnya dengan ilmu dan pengetahuan yang lebih maju” ungkapnya.

Muharfiza selaku Direktur PEPI menyambut baik kunjungan tersebut, Kementan sendiri memiliki 6 Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) dengan jenjang Diploma III dan Sarjana Terapan.

“Tujuan penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Vokasi Pertanian adalah menghasilkan Ahli Madya dan Sarjana Terapan Pertanian yang professional, mandiri, dan berdaya saing. Mereka bisa menjadi qualified job seeker dan qualified job creator,”

Muharfiza menegaskan bahwa, yang harus segera kita lakukan adalah bagaimana produktivitas dari pertanian bisa diangkat dengan baik. Jadi kita harus rubah mindset, harus ada kata maju, mandiri dan modern dalam upaya kita. 

Karena yang modern itu tentu dengan teknologi, dimana kemajuan pertanian tidak mungkin hadir tanpa teknologi. 

“Maka yang harus segera dilakukan adalah peningkatan kapasitas petani muda sebagai upaya pengembangan pertanian dari hulu hingga hilir dalam berbagai aspek. pembinaan dapat dilakukan melalui bimbingan pelatihan dari aspek kelembagaan, sarana prasarana, ketenagaan, penyelenggaraan pelatihan/permagangan, usaha dan jejaring kerja,” kata Direktur PEPI saat mengakhiri pertemuan tersebut. 

 242 total views

Translate »
Accessibility
Open chat
Perlu Bantuan?
Selamat Datang di website PEPI.
Ada yang bisa Kami Bantu?