Antisipasi Covid 19 Work From Home, Kinerja ASN Tetap Terpantau

Mengantisipasi perkembangan dan penyebaran Virus Corona (COVID-19) yang sangat cepat ini, Presiden Joko Widodo menerapkan kebijakan untuk menekan tingkat penyebaran virus yang mendunia ini dengan mengijinkan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk bekerja di rumah atau Work From Home (WFH). Berbagi metode evaluasi kinerja dilakukan oleh Politeknik Enjinering Pertania Indonesia sebagai upaya pencapaian kinerja ASN per harinya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi saat jumpa pers di Kantor Pusat Kementan pada, Selasa (17/3), Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi besar untuk sektor pertanian. Adanya wabah ini jutru pertanian harus makin digenjot karena masyarakat sangat membutuhkan panganan yang sehat. “Adanya musibah wabah virus Covid-19 ini tidak boleh membuat aktivitas pertanian berhenti. Melalui 3 pilar penyuluhan, pelatihan dan Pendidikan kami terus optimalkan SDM Pertanian untuk tetap beraktivitas melalui online system, Dosen tetap memberikan pengajaran dan pelatihan melalui metode E-Learning”, kata Dedi.

Hal tersebut disampaikan Direktur Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) Mardison S, dalam pelaksanaan teleconference yang berlangsung 58 menit bersama seluruh jajaran ASN dan THL. “Bukan hanya program kerja harian yang disampaikan pada teleconference, kiat-kiat pencegahan dan meminimalisasi penyebaran, serta mengurangi risiko menularnya Virus Corona (COVID-19) di lingkungan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia terus dilakukan” tegas direktur PEPI.

Pelaksanaan Work From Home (WFH) atau bekerja di rumah bertujuan untuk massifnya penyebaran virus Corona, sehingga mengambil langkah preventif untuk memutus rantai penularan Corona dan memprioritaskan kinerja ASN yang kerja dari rumah dan yang ada di kantor. “Pelaksanaan teleconference tersebut dilakukan agar hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai tetap terukur dan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab”, Tegas Dr. Mardison.

Mardison S, menambahkan bahwa pelaksanaan teleconference yang dilakukan dua kali setiap pukul 08.00 wib, dan 15.40 wib, namun apabila kegiatan yang mendesak ASN dapat melakukan teleconference. Hal tersebut dilakukan agar ASN tersebut benar-benar terpantau kegiatannya. ASN juga memiliki aktivitas harian online yang ada pada aplikasi e-personal yang langsung dipantau oleh atasan langsungnya. Dengan dilakukan teleconference sehari tiga kali diharapkan Indikator untuk mengukur kinerja diantara Kualitas, Kuantitas, Ketepatan waktu, Efektivitas dan Kemandirian dapat terpenuhi seperti hari-hari sebelumnya.

Pada pelaksanaan teleconference Adi Prayoga sebagai Wakil Direktur I bidang Akademik menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan seperti biasanya dengan Kelas jauh dengan mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen atau kelas maya dengan menggunakan teknologi informasi yang ada diantaranya aplikasi whatsapp, zoom, see-saw.

Walaupun saat ini mahasiswa menerima pelaksanaan kelas jauh namun tetap terpantau oleh kepala program studi dengan pola-pola evaluasi terus diupdate, dengan teknologi informasi terkini. Adanya wabah ini justru kegiatan belajar harus tetap berjalan walaupun mahasiswa/I tersebut tidak pada lokasi kelas yang idealnya”, tegas Adi Prayoga.

Beliau menambahkan adanya musibah wabah virus Covid-19 ini tidak boleh membuat aktivitas mahasiswa/i dan dosen berhenti. Pendidikan kami terus optimalkan melalui online system, Dosen tetap memberikan pengajaran melalui metode E-Learning.

 396 total views

Translate »
Accessibility
Open chat
Perlu Bantuan?
Selamat Datang di website PEPI.
Ada yang bisa Kami Bantu?